Sejarah Balai Buntar tidak bisa dilepaskan dari peran kolonialisme, khususnya masa pemerintahan Inggris di Bengkulu. Berikut adalah poin-poin penting dalam sejarah singkatnya:
- Masa Awal (Era Kolonial Inggris): Balai Buntar dibangun pada awal abad ke-19, tepatnya pada masa pemerintahan East India Company (EIC) di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles. Bangunan ini awalnya difungsikan sebagai kediaman resmi (residen) untuk pejabat tinggi Inggris. Letaknya yang strategis dan arsitekturnya yang kokoh menunjukkan betapa pentingnya Bengkulu bagi Inggris saat itu. Bangunan ini menjadi pusat administratif dan simbol kekuasaan Inggris di wilayah tersebut.
- Transisi Kekuasaan: Setelah Traktat London tahun 1824, Bengkulu diserahkan dari tangan Inggris ke Belanda. Balai Buntar pun beralih fungsi menjadi kediaman residen Belanda. Selama masa penjajahan Belanda, bangunan ini terus digunakan sebagai pusat pemerintahan, melanjutkan fungsinya sebagai simbol kekuasaan kolonial.
- Era Kemerdekaan: Pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Balai Buntar diambil alih oleh pemerintah daerah. Peran Balai Buntar berubah signifikan. Dari yang semula merupakan simbol kekuasaan kolonial, ia bertransformasi menjadi pusat pemerintahan rakyat yang berdaulat. Fungsi utamanya tetap sebagai balai pertemuan dan kantor pemerintahan, namun kini di bawah naungan Republik Indonesia.
- Menjadi Balai Kota: Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan administrasi, Balai Buntar pernah difungsikan sebagai Balai Kota Bengkulu sebelum akhirnya pusat pemerintahan dipindahkan ke lokasi yang lebih luas. Meskipun demikian, nama Balai Buntar tetap melekat dan bangunan ini tetap menjadi bagian penting dari aset pemerintah daerah. Perawatan dan renovasi terus dilakukan untuk menjaga keaslian dan kelestariannya.
Berlokasi di Jl. Gedang, Kec. Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Balai Buntar adalah salah satu aset daerah yang di kelola oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Bengkulu, gedung ini memiliki halaman yang sangat luas dan kerap digunakan oleh masyarakat Kota Bengkulu menjadi lintasan joging, selain itu, Balai Buntar menjadi salah satu Pemasukan Asli Daerah (PAD) yang kerap dijadikan tempat berbagai kegiatan oleh masyarakat.